Hari/tanggal : Minggu, 29 November 2009
Jam : 06.00 – 07.00 WIB dan 08.00 – 08.30 WIB
Tempat : a. Gereja Paroki St. Mikael, Kranji, Bekasi Selatan (6.00 – 7.00)
b. Kantin Gereja.(08.00 – 08.30)
Pengamatan
• Pukul 06.00 – 07.00 WIB
“Tepat pukul 6 pagi saya bersama keluarga saya mengikuti misa minggu pagi. Diawali lagu pembukaan, arak-arakan pastor berserta misdinar (anak-anak pembantu pastor), lektor (pembaca kitab suci) dan pemazmur (penyanyi pujian) masuk ke dalam Gereja. Arak-arak kan pun sampai di muka altar. Pastor naik ke altar dan menundukan kepala disertai tundukan kepala seluruh umat. Lalu, pastor pun menyapa umatnya…
“Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.”
”Amin.”
”Tuhan sertamu.”
”dan sertamu juga.”
Dilanjukan dengan sapaan selamat pagi kepada para umat dan dilanjutkan dengan pembacaan tema misa pada hari minggu, 29 November 2009. Pemeriksaan batin dan doa pengakuan dosa pun dibacakan oleh pastor dan diikuti oleh seluruh umat. Tak lama setelah doa pengakuan dosa umat pun menyanyikan lagu Tuhan Kasianilah Kami. Sesaat setelah lagu berakhir, pastor membacakan doa pembukaan. Setelah doa pembukaan umat pun duduk untuk mendengarkan firman Tuhan. Kedua bacaan firman Tuhan di bacakan oleh Lektor sambil diselangi oleh nyanyian Mazmur oleh Pemazmur. Sewaktu pembacaan firman Tuhan, pastor ikut mengamati bacaan dari lembaran misa. Beliau pun ikut bernyanyi saat Pemazmur menyanyikan Mazmur. Setelah itu, pastor menuju mimbar (meja untuk membaca Alkitab) untuk membacakan Bacaan Injil. Khotbah yang berisikan mengenai kesiapan umat Katolik untuk menyambut Natal sebagai kelahiran Tuhan Yesus disampaikan oleh beliau. Setelah khotbah selesai pastor mengajak umat berdiri sambil menyampaikan iman kepercayaan lewat doa Aku Percaya. Doa Umat pun didoakan oleh Lektor dan dilanjutkan dengan pemberian persembahan.
Setelah persembahan, pastor membacakan aklamasi sebelum memulai doa Syukur Agung. Saat doa Syukur Agung, umat berlutut pambil berdoa dengan khusuk, apalagi saat pastor melakukan Konsekrasi (pengangkan sibori dan piala). Selesainya doa Syukur Agung, umat menyanyikan lagu Bapa Kami dan setelah itu umat bersiap-siap untuk menyambut komuni. Komuni pun berlangsung dengan lancar dan teratur. Selesainya komuni, doa untuk para Imam dibacakan umat secara bersama didampingi oleh komentator. Setelah itu, pastor mengajak umat berdiri untuk membacakan doa Penutup. Pembacaan pengumuman mengenai kegiatan Gereja oleh Komentator. Sewaktu pengumunan Gereja dibacakan, pastor duduk membalik-balik sebuah map berwarna hijau dan sesekali mengelap dahinya dengan sapu tangan. Wajahnya terlihat agak lelah. Selesainya pembacaan pengumuman, pastor memberikan pesan kepada umatnya untuk persiapan Natal. Misa pun berakhir dengan pemberian Berkat Akhir oleh pastor. Lagu penutup menhantarkan pastor dan arak-arakan menuju pintu keluar.
• Pukul 08.00 – 08.30 WIB
Satu jam berlalu setelah berakhirnya misa pagi. Pastor melepas kasula (jubah di luar) dan hanya pengenakan jubah putih. Beliau pergi berkeliling Gereja untuk menyapa dan bersalaman dengan para umat. Beliau berkeliling mulai dari bagian depan Gereja hingga kantor-kantor instansi Gereja.
Tepat pukul 08.00 beliau berada di kantin dekat dengan Graha St. Mikael, Kranji (tempat setiap pertemuan diadakan). Di sana beliau menghampiri sebuah tenda kecil tempat ibu-ibu WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) berjualan kue-kue dan pakaian. Sekitar 10 menit kemudian, seorang ibu mengenakan pakaian berwarna merah datang menghampiri pastor. Ibu tersebut menyapa dan bersalam dengan pastor. Ia pun bercakap-cakap dengan pastor hingga kurang lebih 15 menit lamanya. Setelah bercakap-cakap dengan ibu tersebut, pastor menuju ke Graha St. Mikael untuk mengunjungi seminar mengenai Osteoporosis yang diadakan oleh panitia Natal.
Hari/tanggal : Sabtu, 5 Desember 2009
Jam : 17.30 – 18.45 WIB dan 19.00 – 19.30 WIB
Tempat : a. Gereja Paroki St. Mikael, Kranji, Bekasi Selatan (17.30 – 18.45)
b. Sayap Kanan Luar Gereja (19.00 – 19.30)
Pengamatan
• Pukul 17.30 – 18.45 WIB
Misa hari ini (Sabtu, 5 Desember 2009) saya bertugas sebagai anggota koor. Misa sedikit berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan pastor yang bertugas tidak hanya seorang melainkan dua orang pastor (pastor kepala dan pastor pembantu). Misa berjalan sama seperti bisanya. Tetapi, saat pastor kepala akan memulai khotbah, beliau terlebih dahulu mengenalkan pastor yang satunya.
”Umat terkasih, pastilah kalian bertanya-tanya siapa manusia yang berdiri di sudut sebelah sana.” kata pastor kepala. ”Mari kita dengarkan perkenalan dari manusia di sana.”
Mendengarkan kata-kata pastor kepala, umat bertawa.
”Perkenalkan nama saya ... Saya berasal dari daerah Timor Barat yang masih merupakan daerah Indonesia. Saya masuk seminari menengah di Timor Barat dan pindah ke Malang saat seminari tinggi. Saya ditabiskan menjadi Iman pada tahun 2006. Setelah ditabiskan saya ditugaskan sebuah paroki di Kalimanta. Disana saya bertugas selama 2 tahun dan menurut SK provisiat SVD, saya dipindahkan ke paroki St. Mikael, Kranji. Kini saya menjadi pastor pembantu di paroki ini.” kata pastor pembantu.
Lalu, saat doa Syukur Agung, pastor kepala dan pastor pembantu sama-sama memimpin konsekrasi secara bergantian. Dan misa hari ini berakhir dengan lancar dan khimat.
• Pukul 19.00 – 19.30 WIB
Selesai misa berlangsung, pastor kepala melepas kastolanya dan hanya mengenakan jubah putih. Sekitar 5 menit setelah berganti pakaian, 3 orang anak muda datang menghampiri beliau. Mereka bersalaman dengan pastor kepala. Mereka pun mengobrol dan bersedang gurau dengan pastor kepala. Selang 10 menit kemudian seorang bapak dan anak perempuannya datang menghampiri beliau untuk bersalaman dan menyapa beliau.
”Malam Romo.”
”Malam bapak. Tadi koornya bagus sekali nyanyinya.” kata pastor kepala.
”Ah, terima kasih Romo.”
”Kok ini Cuma berdua saja. Mana Ibunya?” pastor kepala bertanya dimana istri dari bapak tersebut.
Bapak tersebut mengatakan bahwa istrinya akan pergi ke Gereja besok pagi sebab kini istrinya menjaga anaknya yang sedang sakit. Pastor kepala itu pun menitipkan salam kepada istri dari bapak tersebut. Bapak dan anak perempuannya pamit pulang. Tetapi, beliau tetap meneruskan obrolannya dengan 4 orang anak muda sebelumnya.
Hari/tanggal : Minggu, 6 Desember 2009
Jam : 10.15 – 10.45 WIB
Tempat : Halaman Gereja St. Mikael, Kranji
Pengamatan
Seperti biasanya, sehabis misa, pastor yang hanya mengenakan jubah putih, berkeliling-keliling untuk menyapa para umatnya. Di halaman Gereja pastor bertemu dengan para dewan paroki. Mereka membicarakan mengenai pembangunan Gereja yang tengah berjalan di Gereja St. Mikael, Kranji. Sekitar 15 menit kemudian, sekumpulan anak muda (sekitar 5 orang) datang menghampiri pastor tersebut.
”Siang Romo”
”Siang anak-anak. Wah, ini dari mana?”
”Biasa Romo baru selesai rapat Legio (perkumpulan doa dengan Devosi kepada Bunda Maria).”
”Rajin-rajin sekali ya anak-anak muda sekarang. Ini mau apa?”
”Mau mengembalikan patung Romo. Duluan ya Romo”
”Ya silakan. Itu temannya yang satu teman saya setiap misa pagi.” kata beliau sembari tertawa.
Kumpulan anak muda tersebut pergi meninggalkan pastor tersebut. Beliau kembali melanjutkan obrolannya dengan dewan paroki. Selang 10 menit kemudian, pastor tersebut pamit pergi ke Graha St. Mikael. Di Graha beliau diminta sebagai moderator dalam kursus perkawinan.
Jam : 06.00 – 07.00 WIB dan 08.00 – 08.30 WIB
Tempat : a. Gereja Paroki St. Mikael, Kranji, Bekasi Selatan (6.00 – 7.00)
b. Kantin Gereja.(08.00 – 08.30)
Pengamatan
• Pukul 06.00 – 07.00 WIB
“Tepat pukul 6 pagi saya bersama keluarga saya mengikuti misa minggu pagi. Diawali lagu pembukaan, arak-arakan pastor berserta misdinar (anak-anak pembantu pastor), lektor (pembaca kitab suci) dan pemazmur (penyanyi pujian) masuk ke dalam Gereja. Arak-arak kan pun sampai di muka altar. Pastor naik ke altar dan menundukan kepala disertai tundukan kepala seluruh umat. Lalu, pastor pun menyapa umatnya…
“Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.”
”Amin.”
”Tuhan sertamu.”
”dan sertamu juga.”
Dilanjukan dengan sapaan selamat pagi kepada para umat dan dilanjutkan dengan pembacaan tema misa pada hari minggu, 29 November 2009. Pemeriksaan batin dan doa pengakuan dosa pun dibacakan oleh pastor dan diikuti oleh seluruh umat. Tak lama setelah doa pengakuan dosa umat pun menyanyikan lagu Tuhan Kasianilah Kami. Sesaat setelah lagu berakhir, pastor membacakan doa pembukaan. Setelah doa pembukaan umat pun duduk untuk mendengarkan firman Tuhan. Kedua bacaan firman Tuhan di bacakan oleh Lektor sambil diselangi oleh nyanyian Mazmur oleh Pemazmur. Sewaktu pembacaan firman Tuhan, pastor ikut mengamati bacaan dari lembaran misa. Beliau pun ikut bernyanyi saat Pemazmur menyanyikan Mazmur. Setelah itu, pastor menuju mimbar (meja untuk membaca Alkitab) untuk membacakan Bacaan Injil. Khotbah yang berisikan mengenai kesiapan umat Katolik untuk menyambut Natal sebagai kelahiran Tuhan Yesus disampaikan oleh beliau. Setelah khotbah selesai pastor mengajak umat berdiri sambil menyampaikan iman kepercayaan lewat doa Aku Percaya. Doa Umat pun didoakan oleh Lektor dan dilanjutkan dengan pemberian persembahan.
Setelah persembahan, pastor membacakan aklamasi sebelum memulai doa Syukur Agung. Saat doa Syukur Agung, umat berlutut pambil berdoa dengan khusuk, apalagi saat pastor melakukan Konsekrasi (pengangkan sibori dan piala). Selesainya doa Syukur Agung, umat menyanyikan lagu Bapa Kami dan setelah itu umat bersiap-siap untuk menyambut komuni. Komuni pun berlangsung dengan lancar dan teratur. Selesainya komuni, doa untuk para Imam dibacakan umat secara bersama didampingi oleh komentator. Setelah itu, pastor mengajak umat berdiri untuk membacakan doa Penutup. Pembacaan pengumuman mengenai kegiatan Gereja oleh Komentator. Sewaktu pengumunan Gereja dibacakan, pastor duduk membalik-balik sebuah map berwarna hijau dan sesekali mengelap dahinya dengan sapu tangan. Wajahnya terlihat agak lelah. Selesainya pembacaan pengumuman, pastor memberikan pesan kepada umatnya untuk persiapan Natal. Misa pun berakhir dengan pemberian Berkat Akhir oleh pastor. Lagu penutup menhantarkan pastor dan arak-arakan menuju pintu keluar.
• Pukul 08.00 – 08.30 WIB
Satu jam berlalu setelah berakhirnya misa pagi. Pastor melepas kasula (jubah di luar) dan hanya pengenakan jubah putih. Beliau pergi berkeliling Gereja untuk menyapa dan bersalaman dengan para umat. Beliau berkeliling mulai dari bagian depan Gereja hingga kantor-kantor instansi Gereja.
Tepat pukul 08.00 beliau berada di kantin dekat dengan Graha St. Mikael, Kranji (tempat setiap pertemuan diadakan). Di sana beliau menghampiri sebuah tenda kecil tempat ibu-ibu WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) berjualan kue-kue dan pakaian. Sekitar 10 menit kemudian, seorang ibu mengenakan pakaian berwarna merah datang menghampiri pastor. Ibu tersebut menyapa dan bersalam dengan pastor. Ia pun bercakap-cakap dengan pastor hingga kurang lebih 15 menit lamanya. Setelah bercakap-cakap dengan ibu tersebut, pastor menuju ke Graha St. Mikael untuk mengunjungi seminar mengenai Osteoporosis yang diadakan oleh panitia Natal.
Hari/tanggal : Sabtu, 5 Desember 2009
Jam : 17.30 – 18.45 WIB dan 19.00 – 19.30 WIB
Tempat : a. Gereja Paroki St. Mikael, Kranji, Bekasi Selatan (17.30 – 18.45)
b. Sayap Kanan Luar Gereja (19.00 – 19.30)
Pengamatan
• Pukul 17.30 – 18.45 WIB
Misa hari ini (Sabtu, 5 Desember 2009) saya bertugas sebagai anggota koor. Misa sedikit berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan pastor yang bertugas tidak hanya seorang melainkan dua orang pastor (pastor kepala dan pastor pembantu). Misa berjalan sama seperti bisanya. Tetapi, saat pastor kepala akan memulai khotbah, beliau terlebih dahulu mengenalkan pastor yang satunya.
”Umat terkasih, pastilah kalian bertanya-tanya siapa manusia yang berdiri di sudut sebelah sana.” kata pastor kepala. ”Mari kita dengarkan perkenalan dari manusia di sana.”
Mendengarkan kata-kata pastor kepala, umat bertawa.
”Perkenalkan nama saya ... Saya berasal dari daerah Timor Barat yang masih merupakan daerah Indonesia. Saya masuk seminari menengah di Timor Barat dan pindah ke Malang saat seminari tinggi. Saya ditabiskan menjadi Iman pada tahun 2006. Setelah ditabiskan saya ditugaskan sebuah paroki di Kalimanta. Disana saya bertugas selama 2 tahun dan menurut SK provisiat SVD, saya dipindahkan ke paroki St. Mikael, Kranji. Kini saya menjadi pastor pembantu di paroki ini.” kata pastor pembantu.
Lalu, saat doa Syukur Agung, pastor kepala dan pastor pembantu sama-sama memimpin konsekrasi secara bergantian. Dan misa hari ini berakhir dengan lancar dan khimat.
• Pukul 19.00 – 19.30 WIB
Selesai misa berlangsung, pastor kepala melepas kastolanya dan hanya mengenakan jubah putih. Sekitar 5 menit setelah berganti pakaian, 3 orang anak muda datang menghampiri beliau. Mereka bersalaman dengan pastor kepala. Mereka pun mengobrol dan bersedang gurau dengan pastor kepala. Selang 10 menit kemudian seorang bapak dan anak perempuannya datang menghampiri beliau untuk bersalaman dan menyapa beliau.
”Malam Romo.”
”Malam bapak. Tadi koornya bagus sekali nyanyinya.” kata pastor kepala.
”Ah, terima kasih Romo.”
”Kok ini Cuma berdua saja. Mana Ibunya?” pastor kepala bertanya dimana istri dari bapak tersebut.
Bapak tersebut mengatakan bahwa istrinya akan pergi ke Gereja besok pagi sebab kini istrinya menjaga anaknya yang sedang sakit. Pastor kepala itu pun menitipkan salam kepada istri dari bapak tersebut. Bapak dan anak perempuannya pamit pulang. Tetapi, beliau tetap meneruskan obrolannya dengan 4 orang anak muda sebelumnya.
Hari/tanggal : Minggu, 6 Desember 2009
Jam : 10.15 – 10.45 WIB
Tempat : Halaman Gereja St. Mikael, Kranji
Pengamatan
Seperti biasanya, sehabis misa, pastor yang hanya mengenakan jubah putih, berkeliling-keliling untuk menyapa para umatnya. Di halaman Gereja pastor bertemu dengan para dewan paroki. Mereka membicarakan mengenai pembangunan Gereja yang tengah berjalan di Gereja St. Mikael, Kranji. Sekitar 15 menit kemudian, sekumpulan anak muda (sekitar 5 orang) datang menghampiri pastor tersebut.
”Siang Romo”
”Siang anak-anak. Wah, ini dari mana?”
”Biasa Romo baru selesai rapat Legio (perkumpulan doa dengan Devosi kepada Bunda Maria).”
”Rajin-rajin sekali ya anak-anak muda sekarang. Ini mau apa?”
”Mau mengembalikan patung Romo. Duluan ya Romo”
”Ya silakan. Itu temannya yang satu teman saya setiap misa pagi.” kata beliau sembari tertawa.
Kumpulan anak muda tersebut pergi meninggalkan pastor tersebut. Beliau kembali melanjutkan obrolannya dengan dewan paroki. Selang 10 menit kemudian, pastor tersebut pamit pergi ke Graha St. Mikael. Di Graha beliau diminta sebagai moderator dalam kursus perkawinan.
0 komentar:
Posting Komentar