Xplore news, Edisi ketiga
22 Oktober 2008
Jakarta (17/10) – Selama 30 tahun, Pak Amis (Surabaya) membuka toko yang menjual barang – barang antik di jalan Surabaya. Pria yang mempunyai 3 orang anak ini, mengakui bahwa penghasilan yang didapatnya tidak menentu setiap harinya. Barang – barang antik yang dijual oleh pedagang – pedagang tersebut banyak macamnya, dari souvenir, hiasan – hiasan rumah, sampai teleskop yang ada di zaman dahulu. Barang – barang yang dijual banyak mecamnya, ada yang berasal dari Jepang, Singapure, Taiwan, Lampung, Palembang, Jawa Barta, Jawa Timur dan Bali. Barang – barang antik yang dimiliki Pak Amis tidak seluruhnya merupakan barang asli, seperti senapan yang dijual Pak Amis, senapan tersebut merupakan senapan yang dibuat ulang (barang kopian) sesuai dengan barang aslinya, karena harga senapan asli tersebut sangat mahal berkisar 10 juta-an. Sementara senapan kopi-an tersebut harganya hanya berkisar 1 juta-an, aku pria yang sudah bekerja selama tahun 1977.
Jika dibandingkan tahun sekarang, dari segi barang tahun 70-an, barang – barang antik tergsebut masih banyak yang asli, harga terjangkau, dan usia dari barang – barang antik tersebut sangat tua, ada yang dari 100 tahun lalu – 1000 tahun yang lalu. Bahkan dari segi tamu, sekarang – sekarang ini tamu – tamu yang datang semakin sepi sehingga itu membuat para pedagang yang berada di jalan Surabaya semakin susah mendapatkan uang untuk membiayai kehidupan sehari – hari. Biasanya bulan Oktober, jalan Surabaya akan banyak dipenuhi oleh turis – turis asing yang datang untuk membeli barang barang yang berasal dari Indonesia, mungkin ini disebabkan oleh krisis yang terjadi di Amerika Serikat, kenang bapak yang pada awalnya senang mengoleksi barang – barang antik. Sekarang ini mengoleksi barang – barang antik menjadi kesukaan orang – orang yang mempunyai uang berlebih.
0 komentar:
Posting Komentar