Skrip JR, 13 Maret 2009

Kamis, 08 April 2010

Topik : Gelar Tinggi sama dengan Intelektual

09.00 – 09.03 Opening

179.2 London School Radio. Selamat pagi Londoners!!!! Gimana nih kabarnya pagi ini??? Gwe berharap Londoners baik-baik aja dan bersemangat. Untuk menambah semangat di pagi hari ini, Londoners semua akan di temani bareng Pina, Cindy, Wulan, dan Mira selama 1 jam kedepan. Untuk topik pagi ini mengenai Gelar Tinggi = Intelektual. Wah, topik yang bisa membuat suasana menjadi hangat atau bahkan panas karena nanti mungkin akan terjadi perdebatan yang sengit antara pendapatan yang satu dengan yang lain. Tapi, sebelum kita memulai topik di pagi hari ini dan

09.03 – 09.09 2 Lagu

09.09 – 09.19 Cut 1

Balik lagi bareng Pina dan Cindy di 179.2 London School Radio dengan topik pagi ini mengenai ‘Gelar Tinggi = Intelektual’. Sebelum gwe memulai membahas topik ini ya, gwe mau tanya sam Londoners. Mmmhhh…. Londoners sendiri setuju nggak sih sama statement bahwa gelar tinggi sama dengan intelektual. Nah, dari pertanya yang sederhaan ini aja pasti sudah mulai terdapat berbedaan pendapat antara satu sama yang lain.

(penyiar mengemukan pendapatnya ‘setuju/tidak setuju’ dengan pendapat gelar tinggi sama dengan intelektual)

Ngomong-ngomong, Londoners sendiri tau nggak sih apa arti intelektual itu sendiri. Gwe bakal jelasin ke Londoners tapi gimana kalau kita dengarkan lagu dulu untuk membuat suasana menjadi lebih santai. Selamat mendengarkan.

09.19 – 09.25 2 Lagu

09.25 – 09.35 Cut 2

179.2 London School Radio. Masih dengan Pina dan Cindy.

Masih dengan topik yang hangat mendekati panas di pagi ini. Sesuai dengan janji gwe tadi, gwe akan kasih tau mengenai arti intektual itu sendiri. Menurut data yang gwe dapat dari www.google.com, intelektual ialah orang yang menggunakan inteleknya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagak, atau menyoal dan menjawab soalan tentang berbagai-bagai idea. Ada 3 definisi lain yang masih berkaitan dengan intelektual,yakni

1. mereka yang amat terlibat dalam idea-idea dan buku-buku;

2. mereka yang mempunyai kepakaran dalam budaya dan seni yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, dan yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk bertutur tentang perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual kebudayaan".

3. dari segi Marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas pensyarah, guru, peguam, wartawan, dan sebagainya.

Dari definisi-definisi tersebut yang menbuat intelektual sering dikaitkan dengan mereka yang berkelulusan universiti.

Londoners pasti penasaran sama kaitan intelektual dan gelar tinggi kan? Biar tambah santai dan nggak pusing kita dengarkan dulu laguyang satu ini ya.

09.35 – 09. 41 2 Lagu

09.41 – 09.51 Cut 3

Masih tetap bersama Pina dan Cindy.

Menyambung topik kita pagi ini, tadi kita uda jelaskan tuh apa sih definisi intektual itu sendiri dan malah sudah mulai menyangkut dengan masalah gelar tinggi. Nah, sekarang ada pendapatan seseorang yang bernama Sharif Shaary, dramatis Malaysia yang terkenal, mengatakan bahawa hakikatnya tidak semudah itu. Beliau berkata:

"Belajar di universiti bukan jaminan seseorang boleh menjadi intelektual... seorang intelektual itu adalah seorang pemikir yang sentiasa berfikir dan mengembangkan [serta] menyumbangkan ideanya untuk kesejahteraan masyarakat. Dia juga adalah seorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman fikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana dia hadir khususnya dan di peringkat global amnya untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih daripada itu, seorang intelektual juga adalah seorang yang kenal akan kebenaran dan berani pula memperjuangkan kebenaran itu, meski bagaimanapun tekanan dan ancaman yang dihadapinya, terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat."

Selain itu Sharif Shaary menegaskan bahawa seorang "intelektual" bukan hanya sekadar berfikir tentang kebenaran tetapi harus menyuarakannya, walau apapun rintangannya. Seorang intelektual yang benar tidak boleh berkecuali, dan harus memihak kepada kebenaran dan keadilan. Dia "tidak boleh menjadi intelektual bisu, kecuali dia betul-betul bisu atau dibisukan".

Kalau intelektual itu betul-betul bisu pun, dia masih boleh bertindak dengan menyatakan fikiran melalui penulisan yang akhirnya akan sampai juga kepada orang ramai. Inilah yang dikatakan intelektual bisu yang tidak bisu. Sebaliknya, terdapat intelektual yang tidak bisu tetapi bisu. Dia menjadi bisu mungkin kerana "dia takut atau berkepentingan". Intelektual palsu akan mengabui mata dan minat rakyat dengan kebenaran palsu melalui menyelewangkan fakta dan pernyataan-pernyataan yang mengelirukan. Intelektual palsu banyak menggunakan retorik-retorik kosong.

Wah, kita setuju nih sama pendapat Sharif Shaary.

(penyiar mengemukan pendapatnya)...

Mmhhh.. makin seru aja topik kita pagi ini. Kita denger lagu dulu yuk.

09.51 – 09.57 2 Lagu

09.57 – 10.00 Ending

Topik pagi ini memang hangat ya. Gimana nih, obrolan kita pagi ini buat Londoners bersemangat kan. Apalagi untuk memulai hari yang semestet baru. Tapi, nggak terasa kita udah dinemenin Londoners selama satu jam kedepan. Oleh karena itu, Mira, Pina, Cindy, Wulan pamit dan sampai bertemu lagi di lain hari.

Bye... bye...

0 komentar: